Lagu untuk dinyanyikan bersama-sama:
1. Indonesian Raya (download MP3)
2. God Defend New Zealand (download MP3)
3. Pokarekare Ana (download MP3)
4. Hari Merdeka (download MP3)
5. Manuk Dadali (download MP3)
6. Kemesraan (download MP3)
Untuk ditarikan bersama-sama, tidak untuk dinyanyikan:
7. Poco-poco (download MP3)
8. Sajojo (download MP3)
Download Lyrics >>>
29 June 2006
12 June 2006
Holland vs Serbia&Montenegro : 1-0
Bagi yang tidak sempat nonton match-nya, silakan nonton goal highlight video clip di bawah ini. Gol tunggal diciptakan oleh Arjen Robben. Babak menarik yang tidak boleh terlewatkan: Argentina vs Holland, Wednesday 21 June 2006 21:00.
Sementara itu, goal highlight Germany - Costa Rica : 4-2 dapat dilihat di bawah ini:
Holland didn’t swing against S&M, who weren’t capable of creating anything themselves. The individual class of the Chelsea winger gave Oranje a great start. The Serbian team manager had revised his gameplan. Djordjevic was brought on to mark Robben and Duljaj was added to the line up as an extra lock on midfield, instead of Koroman. It was a mistake. The Serbian midfield couldn’t create anything and Robben’s personal opponent was never able to stop him waving his magic wand. After a quarter of an hour of play, van Persie passed the ball in one touch to the sprinting Robben, who showed his aloofness in the box; 1-0. The Dutch defense did tremble every now and then, which meant you were never feeling secure about the outcome of the game. Luckily for Holland, the Serbian strikers couldn’t benefit from the defesive flaws of Oranje. The Serbian coach corrected his mistakes and brought Koroman, but S&M couldn’t put pressure on the focussed Dutch team. Illustrative for the Serbian frustration was the taking off of Kezman. The lack of Serbian power was not enough for Holland to motivate them into scoring more goals. Van Basten must have witnessed how his defense fumbled every now and then and his midfield and forwards were not able to keep ball possession. But, Holland did hang on to the 1-0 lead, primarely also, because van Nistelrooy and his understudy Kuyt came inches short of scoring at free kicks of respectively Sneijder and van Persie. A well deserved 1-0 win for the Dutch. (link)
Sementara itu, goal highlight Germany - Costa Rica : 4-2 dapat dilihat di bawah ini:
04 June 2006
Saudaraku.. (email dari Dian Didin)
To: "waikato" , "'sekretariat_kbmi@yahoogroups.com'"
From: "DIAN DIDIN"
Date: Sat, 3 Jun 2006 09:16:20 -0700 (PDT)
Subject: "KBMI Hamilton NZ" Saudaraku...
Halllloooooooo semuaaaa.........
From Jakarta with love, great you all everywhere and everyplace...
Seperti biasa... di awal bulan ini, saya ingin memberikan sekilas gambaran yang telah terjadi di tanah air INDONESIA.
Tanah air kita, kembali diguncang bencana, genap 1 tahun lewat bencana TSUNAMI menghadang, kini di saat di satu sisi negara kita sedang bebenah, sekarang di tahun ini, kembali INDONESIA menangis.
Sabtu, 27 Mei 2006, saat semua orang di pagi hari itu sibuk dengan berbagai kegiatan sehari-hari.
Ada yang baru selesai sholat SUBUH, ada yang sibuk memandikan bayinya, ada yang sibuk menyiapkan sarapan pagi, ada yang mungkin baru akan terlelap karena tugas malam yang baru saja selesai dikerjakan, ada yang sedang mandi dan membersihkan badan, ada yang siap untuk berangkat mencari nafkah, ada yang baru bangun dan santai di depan tivi sambil menikmati kopi pagi, ada yang masih tertidur lelap dalam mimpinya, ada yang terbaring sakit dengan tangan penuh infus, dan berbagai kegiatan yang sedang dilakukan saudara-saudara kita di sana.
Saat itu mereka tenang damai seperti tenangnya kota YOGYA yang jarang macet. Tanpa disangka dan diduga, guncangan hebat GEMPA 6.3 Skala Richter menyapa tanah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pagi itu (hmmm mungkin lebih tepat udah agak siangan sih), seperti biasa rutinitas saya, hari sabtu pagi, kursus inggris. Sejak saya pulang ke tanah air, bahasa inggris jarang sekali digunakan, daripada hilang dari peredaran, saya ambil kelas Business Conversation. Pagi itu sabtu, 27 Mei 2006, saya telpon teman saya untuk janjian berangkat les bareng. Bagai terlonjak dari mimpi, di seberang teman saya mengabarkan bahwa YOGYA GEMPA!!! Hah?? 5 Skala Richter!!! Hah??? Tapi kata saudara-saudara ku di Yogya ini lebih dari 5 Skala Richter!!! kemungkinan 6!!! dan lamanya kurang lebih 1 menit, rumah eyang di DELANGU retak!!! YOGYA PARAH!!!
HAH!!!
Saat itu hanya HAH!!!! kata-kata yang bisa keluar dari mulut saya, langsung saya bangun dan setel tivi, Ya Allah... cobaan apa yang Kau berikan pada saudara-saudara ku di sana???
Kontan saya langsung telpon mba Tiwi, karena kita janjjian mau ke kawinan Ayu malamnya. Kebetulan mba Tiwi bilang, siang dia akan terbang ke Jakarta dan sorenya berangkat bareng dengan saya ke tempat Ayu, tapi... susahnya telpon ke mba Tiwi, berkali-kali saya telpon... via HP, mustahil rasanya untuk menelpon ke rumah mba Tiwi, karena sambungan telpon mati saat itu. Dan yang membuat saya kalut, mba Tiwi mengabarkan mbahnya di ICU Bethesda, jadi baru bisa ke jakarta sabtu siang, karena ibunya juga baru keluar dari ICU.
Saat itu yang harusnya saya bersiap-siap Les, akhirnya saya urungkan, selain badan ini masih cape sekali karena baru pulang tugas luar kota, juga saya teringat guru-guru SMKN yang baru saya kunjungi untuk TOEIC test.
Belum genap 1 minggu saya meninggalkan YOGYA, tiba-tiba saya dikagetkan dengan kabar tersebut.
Dan semua daerah yang telah saya kunjungi sebelum gempa terjadi adalah daerah-daerah yang sekarang terkena gempa. Diantaranya: Wonosari, Yogyakarta, Sleman, Bantul dan Kulon Progo.
Teringat saya dengan guru-guru, bahkan murid-murid beasiswa yang mengikuti tes TOEIC International. Bagaimana kabar mereka semua?
Satu-persatu guru-guru yang menjadi contact person saya selama di Yogya saya SMS, begitu juga beberapa siswa/i.
Lama saya menunggu jawaban dari mereka, sampai akhirnya 1 persatu menjawab sms saya.
Alhamdulillah mereka semua selamat, tapi... saat sms dibaca hanya tatapan kosong, sedih, membayangkan keadaan mereka. Terutama salah satu guru di BANTUL, Pak Lili hanya menjawab singkat, "Rumahku hancur mba dian..", begitu juga sms yag baru saya terima 2 hari kemudian, Pak Hardiyanto mengabarkan bahwa rumahnya di Parangtritis hancur dan dia tinggal di bawah tenda, sedang saat itu hujan lebat, sementara keluarganya telah diungsikan ke Salatiga.
Sedih sekali... Entah kalimat apa lagi yang mampu menggantikan perasaan mereka saat itu...
Saya langsung memberikan kabar tersebut ke atasan saya, dan syukurlah mereka langsung merespon dengan baik.
Kehidupan mereka yang tadinya berkecukupan atau bahkan berlebih kini berputar 180derajat. Kasur empuk sringbed, kini tergantikan dengan tanah keras, lembab. Selimut hangat yang mungkin lebih dari 1 yang mereka miliki dan mampu menghangatkan badan mereka, kini hanya ada tenda yang mampu melindungi mereka dari panas dan hujan, yang terkadang rembesan bocor karena air hujan masuk ke dalam tenda mereka. Makanan yang tadinya beraneka macam terhidang kini hanya alakadarnya...
Bahkan ada guru dari salah satu SMKN yang berhasil saya telepon, Ibu Endang, beliau hanya menangis dan memohon bantuan, karena mereka makan apa adanya, karena bantuan belum merata mereka terima, mereka hanya mengandalkan makanan yang ada di sekitar mereka.
Beruntungnya kita yang jauh dari Gempa dan malapetaka lainnya...
Kita masih dapat menikmati hidangan lengkap beraneka ragam, sambil menonton kepedihan dan tangisan mereka via televisi, kita masih bisa kemulan dengan selimut tebal dari wool sambil menikmati televisi yang menayangkan kesusahan mereka, beruntungnya kita masih dapat tidur nyenyak dengan kasur springbed lengkap dengan bantal dan guling dalam dekapan, bahkan beruntungnya kita yang mungkin ada terbaring di rumah sakit, masih bisa menikmati ruang VIP di rumah sakit mewah tanpa harus berdempetan dengan pasien lain dengan AC yang membuat ruangan terasa dingin dan nyaman.
Kita sangat sangat dan sangat beruntung...
Akhirnya kontak telpon dengan Mba Tiwi berhasil. Saya langsung tanyakan keadaan beliau dan keluarga... Syukur Alhamdulillah semua sehat, hanya si mbah kesian karena beliau pada saat sebelum kejadian masih dirawat di ICU dan setelah kejadian gempa tersebut, semua panik dan semua pasien di ruang ICU dipindah ke luar, tak terbayang rasanya bila kita berada di tempat kejadian.
Bahkan gempa tidak hanya terjadi 1 X tapi masih ada gempa-gempa susulan.
Entah berapa banyak korban yang mba Tiwi liat di rumah sakit... Semuanya mengenaskan...
Bahkan laporan dari teman saya yang kebetulan rabu, 31 Mei 06 berangkat ke Klaten dan Yogya, memberitahukan tadi siang terjadi gempa lagi walaupun hanya berlangsung beberapa detik tapi paniknya warga terulang kembali. Dia cuma mengatakan rasanya kaki-kaki ini masih gemetaran sampai sekarang. Tiap saat ada pemberitauan dengan menggunakan TOA, "Assalammu alaikum, mohon malam ini jangan ada yang tidur di dalam rumah karena gempa susulan dimungkinkan akan terjadi malam hari".
HIiiiiiiyyyyyyyyy merinding rasanya badan saya mendengar berita seperti itu...
Dari KOMPAS yang saya baca, ada sekitar ratusan warga keracunan makanan yang dikirim untuk para warga. Dan saat ini si pengirim telah di tangkap. Sedih dan mengharukannya, ternyata si pengirim tidak ada niat untuk meracuni, bahkan dia datang jauh dari Semarang, menggunakan mobil box penuh dengan makanan bungkus siap saji yang telah dimasak bersama-sama dari Semarang dengan maksud untuk meringankan beban para korban. Tapi umur makanan yang dibagikan tidaklah kuat dan mengakibatkan ratusan warga klaten keracunan makanan beberapa jam setelah mengkonsumsi makanan bungkus tersebut. Maksud hati berbuat baik tapi dengan tanpa sengaja malah bencana yang dihadirkan.
Saat ini sangat panjang ya cerita yang saya tuliskan di sini...
Saya dan begitu juga rekan-rekan di Indonesia dimanapun mereka akan sangat berterimakasih bila rekan-rekan di manapun telah dan atau ingin membantu saudara-saudara kita di Yogya dan Jateng.
Bila ada yang mau mengirimkan sejumlah uang bisa menghubungi saya via internet, karena kebetulan saya dibantu sahabat saya langsung memberikan bantuan ke tempat kejadian. Uang yang saya terima langsung di kirim ke Klaten dan mereka di sana kebetulan kerabat dekat juga yang bertanggung jawab untuk belanja makanan dan memasak makanan langsung di tenda-tenda darurat, serta menyediakan bantuan-bantuan lain berbentuk barang yang dibutuhkan di sana.
Atau bisa juga melalui rekan-rekan kita yang lain alumni New Zealand yang ada di tanah air.
Selain kabar duka saya juga ingin memberikan kabar bahagia yang juga mengharukan.
Di tanggal yang sama juga 27 Mei 2006, salah satu teman kita, Ayu Putri Hendrotomo, melangsungkan pernikahannya dengan pria pujaan hatinya yang selalu mengirimkan "ICIPU" alias puisi-puisi romantis selama Ayu di Hamilton . Puisi-puisi tersebut ternyata mampu menghibur dan mensupport Ayu sehingga akhirnya Ayu dapat menyelesaikan study nya dengan baik di Waikato. Jelas support2 yang diberikan tidak luput juga support dari kedua ortu tercinta.
Malam itu di Aula Mesjid Pondok Indah, saya datang ke acaranya Ayu dan bertemu dengan ortu Esti. Ayu cantik dengan balutan kebaya cream dan berhiaskan melati (yang belum sempat saya curi. Mitos kalo berhasil ambil ronce melati pengantin bakalan cepet nyusul, AMINNNNN....). Begitu juga Zul yang ganteng malam itu dengan balutan baju seperti adat betawi, sepertinya paduan yang menarik ya? Jawa dan Betawi.
Mereka bagaikan Ratu dan Raja (bukan RATU dan RADJA yang emang kemarin manggung bareng ya). Pasangan serasi... Saya doakan semoga, kalian berdua rukun tentrem dan langgeng sampai kakek nenek, dan diberikan rizki dan berkah yang baik dari Yang Kuasa, Aminnn....
Sebenarnya saya sudah mengambil foto kedua mempelai waktu di pelaminan dan saat makan di meja pengantin. Special untuk foto Ayu dan Zul, saya bela-belain pulang agak maleman karena saya mo ambil fotonya untuk di tunjukin ke temen2 di Hamilton yang mungkin penasaran liat AYu dan Zul di pelaminan. Tapi dengan sangat menyesal foto Ayu dan Zul akan menyusul di email saya yang akan datang, karena saya kebingungan untuk menginstal dari HP ke Komputer, maklum gatek dan saat ini saya sudah ngantuk .
Sekali lagi maaf bila foto nya tidak bisa saya attach sekarang, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, begitu saya berhasil mengirimkan ke komputer, saya langsung attach ke rekan-rekan deh.
Saya rasa, sekian berita dari saya, Insya Allah bila tidak ada halangan saya akan datang lagi dengan membawa berita baru dari tanah air.
Kita berharap semoga berita-berita yang akan datang adalah berita baik semua ya, amin.
Oke deh semua, saya pamit dulu.
Salam kangen dari saya, si CUANTIK gadis manis yang dulu pernah tinggal menetap di Hamilton .
MISS YOUU...
~DHB~
Ps. Erni kok kita ga ketemu ya pas kawinan AYU??? Dikau dimana saat itu say?? Daku datang agak telat jam 7.30pm daku baru tiba.
From: "DIAN DIDIN"
Date: Sat, 3 Jun 2006 09:16:20 -0700 (PDT)
Subject: "KBMI Hamilton NZ" Saudaraku...
Halllloooooooo semuaaaa.........
From Jakarta with love, great you all everywhere and everyplace...
Seperti biasa... di awal bulan ini, saya ingin memberikan sekilas gambaran yang telah terjadi di tanah air INDONESIA.
Tanah air kita, kembali diguncang bencana, genap 1 tahun lewat bencana TSUNAMI menghadang, kini di saat di satu sisi negara kita sedang bebenah, sekarang di tahun ini, kembali INDONESIA menangis.
Sabtu, 27 Mei 2006, saat semua orang di pagi hari itu sibuk dengan berbagai kegiatan sehari-hari.
Ada yang baru selesai sholat SUBUH, ada yang sibuk memandikan bayinya, ada yang sibuk menyiapkan sarapan pagi, ada yang mungkin baru akan terlelap karena tugas malam yang baru saja selesai dikerjakan, ada yang sedang mandi dan membersihkan badan, ada yang siap untuk berangkat mencari nafkah, ada yang baru bangun dan santai di depan tivi sambil menikmati kopi pagi, ada yang masih tertidur lelap dalam mimpinya, ada yang terbaring sakit dengan tangan penuh infus, dan berbagai kegiatan yang sedang dilakukan saudara-saudara kita di sana.
Saat itu mereka tenang damai seperti tenangnya kota YOGYA yang jarang macet. Tanpa disangka dan diduga, guncangan hebat GEMPA 6.3 Skala Richter menyapa tanah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pagi itu (hmmm mungkin lebih tepat udah agak siangan sih), seperti biasa rutinitas saya, hari sabtu pagi, kursus inggris. Sejak saya pulang ke tanah air, bahasa inggris jarang sekali digunakan, daripada hilang dari peredaran, saya ambil kelas Business Conversation. Pagi itu sabtu, 27 Mei 2006, saya telpon teman saya untuk janjian berangkat les bareng. Bagai terlonjak dari mimpi, di seberang teman saya mengabarkan bahwa YOGYA GEMPA!!! Hah?? 5 Skala Richter!!! Hah??? Tapi kata saudara-saudara ku di Yogya ini lebih dari 5 Skala Richter!!! kemungkinan 6!!! dan lamanya kurang lebih 1 menit, rumah eyang di DELANGU retak!!! YOGYA PARAH!!!
HAH!!!
Saat itu hanya HAH!!!! kata-kata yang bisa keluar dari mulut saya, langsung saya bangun dan setel tivi, Ya Allah... cobaan apa yang Kau berikan pada saudara-saudara ku di sana???
Kontan saya langsung telpon mba Tiwi, karena kita janjjian mau ke kawinan Ayu malamnya. Kebetulan mba Tiwi bilang, siang dia akan terbang ke Jakarta dan sorenya berangkat bareng dengan saya ke tempat Ayu, tapi... susahnya telpon ke mba Tiwi, berkali-kali saya telpon... via HP, mustahil rasanya untuk menelpon ke rumah mba Tiwi, karena sambungan telpon mati saat itu. Dan yang membuat saya kalut, mba Tiwi mengabarkan mbahnya di ICU Bethesda, jadi baru bisa ke jakarta sabtu siang, karena ibunya juga baru keluar dari ICU.
Saat itu yang harusnya saya bersiap-siap Les, akhirnya saya urungkan, selain badan ini masih cape sekali karena baru pulang tugas luar kota, juga saya teringat guru-guru SMKN yang baru saya kunjungi untuk TOEIC test.
Belum genap 1 minggu saya meninggalkan YOGYA, tiba-tiba saya dikagetkan dengan kabar tersebut.
Dan semua daerah yang telah saya kunjungi sebelum gempa terjadi adalah daerah-daerah yang sekarang terkena gempa. Diantaranya: Wonosari, Yogyakarta, Sleman, Bantul dan Kulon Progo.
Teringat saya dengan guru-guru, bahkan murid-murid beasiswa yang mengikuti tes TOEIC International. Bagaimana kabar mereka semua?
Satu-persatu guru-guru yang menjadi contact person saya selama di Yogya saya SMS, begitu juga beberapa siswa/i.
Lama saya menunggu jawaban dari mereka, sampai akhirnya 1 persatu menjawab sms saya.
Alhamdulillah mereka semua selamat, tapi... saat sms dibaca hanya tatapan kosong, sedih, membayangkan keadaan mereka. Terutama salah satu guru di BANTUL, Pak Lili hanya menjawab singkat, "Rumahku hancur mba dian..", begitu juga sms yag baru saya terima 2 hari kemudian, Pak Hardiyanto mengabarkan bahwa rumahnya di Parangtritis hancur dan dia tinggal di bawah tenda, sedang saat itu hujan lebat, sementara keluarganya telah diungsikan ke Salatiga.
Sedih sekali... Entah kalimat apa lagi yang mampu menggantikan perasaan mereka saat itu...
Saya langsung memberikan kabar tersebut ke atasan saya, dan syukurlah mereka langsung merespon dengan baik.
Kehidupan mereka yang tadinya berkecukupan atau bahkan berlebih kini berputar 180derajat. Kasur empuk sringbed, kini tergantikan dengan tanah keras, lembab. Selimut hangat yang mungkin lebih dari 1 yang mereka miliki dan mampu menghangatkan badan mereka, kini hanya ada tenda yang mampu melindungi mereka dari panas dan hujan, yang terkadang rembesan bocor karena air hujan masuk ke dalam tenda mereka. Makanan yang tadinya beraneka macam terhidang kini hanya alakadarnya...
Bahkan ada guru dari salah satu SMKN yang berhasil saya telepon, Ibu Endang, beliau hanya menangis dan memohon bantuan, karena mereka makan apa adanya, karena bantuan belum merata mereka terima, mereka hanya mengandalkan makanan yang ada di sekitar mereka.
Beruntungnya kita yang jauh dari Gempa dan malapetaka lainnya...
Kita masih dapat menikmati hidangan lengkap beraneka ragam, sambil menonton kepedihan dan tangisan mereka via televisi, kita masih bisa kemulan dengan selimut tebal dari wool sambil menikmati televisi yang menayangkan kesusahan mereka, beruntungnya kita masih dapat tidur nyenyak dengan kasur springbed lengkap dengan bantal dan guling dalam dekapan, bahkan beruntungnya kita yang mungkin ada terbaring di rumah sakit, masih bisa menikmati ruang VIP di rumah sakit mewah tanpa harus berdempetan dengan pasien lain dengan AC yang membuat ruangan terasa dingin dan nyaman.
Kita sangat sangat dan sangat beruntung...
Akhirnya kontak telpon dengan Mba Tiwi berhasil. Saya langsung tanyakan keadaan beliau dan keluarga... Syukur Alhamdulillah semua sehat, hanya si mbah kesian karena beliau pada saat sebelum kejadian masih dirawat di ICU dan setelah kejadian gempa tersebut, semua panik dan semua pasien di ruang ICU dipindah ke luar, tak terbayang rasanya bila kita berada di tempat kejadian.
Bahkan gempa tidak hanya terjadi 1 X tapi masih ada gempa-gempa susulan.
Entah berapa banyak korban yang mba Tiwi liat di rumah sakit... Semuanya mengenaskan...
Bahkan laporan dari teman saya yang kebetulan rabu, 31 Mei 06 berangkat ke Klaten dan Yogya, memberitahukan tadi siang terjadi gempa lagi walaupun hanya berlangsung beberapa detik tapi paniknya warga terulang kembali. Dia cuma mengatakan rasanya kaki-kaki ini masih gemetaran sampai sekarang. Tiap saat ada pemberitauan dengan menggunakan TOA, "Assalammu alaikum, mohon malam ini jangan ada yang tidur di dalam rumah karena gempa susulan dimungkinkan akan terjadi malam hari".
HIiiiiiiyyyyyyyyy merinding rasanya badan saya mendengar berita seperti itu...
Dari KOMPAS yang saya baca, ada sekitar ratusan warga keracunan makanan yang dikirim untuk para warga. Dan saat ini si pengirim telah di tangkap. Sedih dan mengharukannya, ternyata si pengirim tidak ada niat untuk meracuni, bahkan dia datang jauh dari Semarang, menggunakan mobil box penuh dengan makanan bungkus siap saji yang telah dimasak bersama-sama dari Semarang dengan maksud untuk meringankan beban para korban. Tapi umur makanan yang dibagikan tidaklah kuat dan mengakibatkan ratusan warga klaten keracunan makanan beberapa jam setelah mengkonsumsi makanan bungkus tersebut. Maksud hati berbuat baik tapi dengan tanpa sengaja malah bencana yang dihadirkan.
Saat ini sangat panjang ya cerita yang saya tuliskan di sini...
Saya dan begitu juga rekan-rekan di Indonesia dimanapun mereka akan sangat berterimakasih bila rekan-rekan di manapun telah dan atau ingin membantu saudara-saudara kita di Yogya dan Jateng.
Bila ada yang mau mengirimkan sejumlah uang bisa menghubungi saya via internet, karena kebetulan saya dibantu sahabat saya langsung memberikan bantuan ke tempat kejadian. Uang yang saya terima langsung di kirim ke Klaten dan mereka di sana kebetulan kerabat dekat juga yang bertanggung jawab untuk belanja makanan dan memasak makanan langsung di tenda-tenda darurat, serta menyediakan bantuan-bantuan lain berbentuk barang yang dibutuhkan di sana.
Atau bisa juga melalui rekan-rekan kita yang lain alumni New Zealand yang ada di tanah air.
Selain kabar duka saya juga ingin memberikan kabar bahagia yang juga mengharukan.
Di tanggal yang sama juga 27 Mei 2006, salah satu teman kita, Ayu Putri Hendrotomo, melangsungkan pernikahannya dengan pria pujaan hatinya yang selalu mengirimkan "ICIPU" alias puisi-puisi romantis selama Ayu di Hamilton . Puisi-puisi tersebut ternyata mampu menghibur dan mensupport Ayu sehingga akhirnya Ayu dapat menyelesaikan study nya dengan baik di Waikato. Jelas support2 yang diberikan tidak luput juga support dari kedua ortu tercinta.
Malam itu di Aula Mesjid Pondok Indah, saya datang ke acaranya Ayu dan bertemu dengan ortu Esti. Ayu cantik dengan balutan kebaya cream dan berhiaskan melati (yang belum sempat saya curi. Mitos kalo berhasil ambil ronce melati pengantin bakalan cepet nyusul, AMINNNNN....). Begitu juga Zul yang ganteng malam itu dengan balutan baju seperti adat betawi, sepertinya paduan yang menarik ya? Jawa dan Betawi.
Mereka bagaikan Ratu dan Raja (bukan RATU dan RADJA yang emang kemarin manggung bareng ya). Pasangan serasi... Saya doakan semoga, kalian berdua rukun tentrem dan langgeng sampai kakek nenek, dan diberikan rizki dan berkah yang baik dari Yang Kuasa, Aminnn....
Sebenarnya saya sudah mengambil foto kedua mempelai waktu di pelaminan dan saat makan di meja pengantin. Special untuk foto Ayu dan Zul, saya bela-belain pulang agak maleman karena saya mo ambil fotonya untuk di tunjukin ke temen2 di Hamilton yang mungkin penasaran liat AYu dan Zul di pelaminan. Tapi dengan sangat menyesal foto Ayu dan Zul akan menyusul di email saya yang akan datang, karena saya kebingungan untuk menginstal dari HP ke Komputer, maklum gatek dan saat ini saya sudah ngantuk .
Sekali lagi maaf bila foto nya tidak bisa saya attach sekarang, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, begitu saya berhasil mengirimkan ke komputer, saya langsung attach ke rekan-rekan deh.
Saya rasa, sekian berita dari saya, Insya Allah bila tidak ada halangan saya akan datang lagi dengan membawa berita baru dari tanah air.
Kita berharap semoga berita-berita yang akan datang adalah berita baik semua ya, amin.
Oke deh semua, saya pamit dulu.
Salam kangen dari saya, si CUANTIK gadis manis yang dulu pernah tinggal menetap di Hamilton .
MISS YOUU...
~DHB~
Ps. Erni kok kita ga ketemu ya pas kawinan AYU??? Dikau dimana saat itu say?? Daku datang agak telat jam 7.30pm daku baru tiba.
Subscribe to:
Posts (Atom)