26 August 2008

Pemilu Indonesia 2009 di Selandia Baru

Kunjungi www.pemilu-nz.org

Assallamu'alaikum wr.wb dan Salam Sejahtera

Kesejahteraan, kenyamanan, keamanan dan keteraturan kehidupan kita di Selandia Baru saat ini bukan berarti kita tidak lagi memikirkan masa depan bangsa dan negara kita Indonesia. Bagaimanapun juga, sebagai warga negara Republik Indonesia kita masih tetap memiliki tanggung jawab, atau paling tidak kesadaran, terhadap perubahan ke arah yang lebih baik.

Mimpi dan harapan terhadap suatu perubahan yang optimal, atau paling tidak yang kita rasakan terbaik, bagi bangsa dan negara Indonesia tergantung dari satu suara pribadi yang diberikan dalam Pemilu 2009 mendatang. Satu suara pun, walaupun berasal dari ujung dunia seperti Selandia Baru, sangat berarti. Dalam proses demokrasi yang sempurna, suara anda akan berujung pada beberapa kekuatan politik yang pada akhirnya akan berkoalisi untuk menyamakan persepsi pada suatu agenda perubahan. Pada akhirnya, satu suara anda itulah yang menentukan agenda perubahan yang mengubah mimpi jadi kenyataan, harapan jadi anugerah.

Pemilu 2009 akan diselenggarakan pada hari Kamis, 9 April 2009. Pemilu 2009 di Selandia Baru dilaksanakan dengan dua jenis penyelenggaraan:
(1) Pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS), dan
(2) Pemungutan suara yang dikirim melalui Pos (NZ Post).
Pemungutan suara di TPS berlaku di kota Wellington dan pemungutan suara melalui pos berlaku di kota selain Wellington.

Jumlah suara yang sah dalam Pemilu 2009 di Selbar akan dimasukkan dalam wilayah pemilihan DKI Jakarta-II.

Panitia Pemilihan Luar Negeri Selandia Baru (PPLN Selbar) dibentuk 2 Agustus 2008. Hubungan PPLN Selbar dengan KPU Pusat adalah melalui Kelompok Kerja Pemilu di Departemen Luar Negeri.

PPLN Selbar ---> KBRI Wellington ---> Pokja Pemilu Deplu ---> KPU Pusat

Pada saat PPLN Selbar dibentuk 2 Agustus 08, isu pertama dan utama yang sangat diperhatikan adalah pemutakhiran data pemilih. Daftar Pemilih Sementara (DPS) akan diperbaiki menjadi Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP). Kemudian DPSHP akan diperbaiki kembali menjadi Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan Akhir (DPSHPA). Berdasarkan DPSHPA akan disusun Daftar Pemilih Tetap (DPT). Lihat Tahapan Pemilu untuk jadualnya.

DPS -> diumumkan -> tanggapan/masukan dari masyarakat
Perbaikan
DPSHP -> diumumkan -> tanggapan/masukan dari masyarakat
Perbaikan Akhir
DPSHPA -> dikirim ke KPU
Penyusunan DPT
DPT -> dikirim ke KPU
Dilengkapi dengan Daftar Pemilih Tambahan

Periksa apakah nama anda sudah tertera pada Daftar Pemilih Sementara (DPS).
* Jika belum ada, mendaftarlah secara online atau menghubungi Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN)
* Jika sudah ada, lakukan pendaftaran ulang dengan mengirimkan data alamat, no telepon, no paspor dan email terbaru secara online atau dengan menghubungi Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN)

Apakah anda berhak memilih?
Jika anda sudah berumur 17 tahun pada hari Kamis, 9 April, 2009, atau sudah/pernah kawin, maka anda berhak untuk memilih dalam Pemilihan Umum 2009.

Pastikan bahwa hak pilih anda tidak hilang dengan:
* Mengisi formulir pendataan ulang secara online
* Memastikan bahwa nama anda tercantum dalam daftar pemilih sementara
* Meng-update data anda

Terima kasih atas perhatiannya.

Salam Pemilu

PPLN Selandia Baru
d/a KBRI Wellington
Alamat pos:
PO Box 3543, Wellington 6140
Alamat fisik:
70 Glen Road, Kelburn, Wellington 6012
Telepon:
64-4-475 8697/98/99
Fax:
64-4-475 9374
Email:
info@pemilu-nz.org
Website:
www.pemilu-nz.org


Baca pembentukan PPLN Selbar >>>
Baca kegiatan PPLN Selbar >>>
Baca anggaran PPLN Selbar >>>


(/jml)

17 August 2008

Selamat Buat Pak Faizasyah

Selamat buat Bapak Faizasyah atas tugas barunya. Kutipan berita di bawah ini diambil dari Sinar Harapan. Berita ini memang sudah lama tapi sangat worth sharing karena Pak Faiza pernah menjadi warga terbaik KBMI Hamilton.

Juru Bicara Baru Deplu, Teuku Faizasyah
Semalaman Tak Bisa Tidur


Jakarta – Kelegaan memancar di wajah Teuku Faizasyah. Juru bicara (jubir) Departemen Luar Negeri RI yang baru tersebut baru saja menuntaskan media briefing pertama yang dipimpinnya, Jumat (6/6) siang, beberapa saat sebelum salat Jumat. Pria Aceh kelahiran Bandung 43 tahun lalu itu baru dilantik menjadi Kepala Biro Administrasi Menteri (BAM) pada 14 April. Secara fungsional, Kepala BAM mengemban tugas sebagai jubir Deplu.

“Bagaimana, Pak, briefing-nya?” tanya SH. “Bagus… tapi terus terang saya tak bisa tidur semalam,” kata pria yang memulai kariernya sebagai diplomat di Direktorat Amerika tahun 1991-1992 itu. Beberapa teman wartawan yang ditanyai SH punya kesan pertama yang positif terhadap mantan Kepala Bidang Politik KBRI Pretoria tahun 2004-2008 itu.

Media briefing dibuka tepat pukul 10.30. Diplomat lulusan Sekdilu angkatan XVI itu masuk ke Ruang Palapa, ruang konferensi pers Departemen Luar Negeri sambil tersenyum. Mantan staf bidang Ekonomi KBRI Washington tahun 1995-1998 itu kelihatan agak tegang. Mengenakan setelan jas warna abu-abu, semua wartawan yang duduk di barisan depan disalami.

Tidak seperti briefing pertama para jubir baru lainnya, mantan Kepala Sekretariat Penasihat dan Utusan Khusus Presiden RI tahun 2003-2004 itu hanya didampingi Patrick Hasjim, Kepala Sub Bagian Media Elektronik Deplu. Jubir sebelumnya kini bertugas sebagai jubir dua. Menjabat sebagai Direktur Asia Timur Pasifik, Kristiarto Legowo sedang melawat ke China untuk membahas hubungan kerja sama.

Hati-hati

Setelah briefing dibuka Patrick, Faiza langsung membacakan agenda kunjungan Menlu Hassan Wirajuda ke Maroko dan Tunisia 7-9 Juni besok. “Lima MoU diharapkan akan ditandatangani di Maroko,” katanya. Dia menjelaskan bidang kerja sama yang akan ditandatangani di kedua negara kurang lebih sama, meliputi pendidikan, ilmu pengetahuan serta peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi.

Suasana kaku mulai cair dalam sesi tanya jawab. Mulai dari soal laporan Komisi Kebenaran dan Persahabatan yang akan diserahkan kepada kedua Presiden, Timor Leste dan Indonesia bulan ini, hingga isu hangat seperti masalah laboratorium milik Angkatan Laut Amerika Serikat, Namru.

Meski di awal briefing dia mengatakan agenda kunjungan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, 12-14 Juni mendatang akan dibahas secara rinci oleh jubir Kepresidenan, Faiza tak keberatan menanggapi pernyataan PM Australia itu soal usulan pembentukan Uni Asia-Pasifik dengan focal point Indonesia.

“Kami tertarik…dan kita melihat kesempatan kunjungan beliau minggu depan ke Indonesia sebagai momentum untuk mendengarkan lebih saksama lagi,” katanya. Dia menambahkan Indonesia selalu menganggap Australia sebagai mitra strategis, terutama karena kedekatannya secara geografis.

“Akan banyak isu yang dibahas dalam kunjungan PM Rudd nanti,” kata Faiza. Doktor lulusan Universitas Waikato, Selandia Baru tersebut juga terbuka saat ditanya tanggapannya soal wakil Duta Besar Amerika Serikat John Heffern yang menjenguk korban peristiwa Monas di rumah sakit. “Membesuk itu hak semua orang… itu wajar-wajar saja.”

Seperti biasa, meski briefing telah bubar, masih banyak wartawan yang mengerubuti jubir untuk meminta jawaban eksklusif atau pertanyaan tambahan. Semua dijawab dengan ramah. Tampak Faiza telah siap. Pertanyaan yang “memancing” pun dijawabnya dengan hati-hati. Permintaan untuk menanggapi pernyataan anggota dewan yang terhormat di Senayan pun ditampiknya.

“Saya tidak akan menanggapi pernyataan... saya sendiri belum mendengarnya,” katanya. (natalia santi)

Copyright © Sinar Harapan 2003