30 July 2005

Fakta Seputar Acara 17-an KBMI Hamilton NZ

Bermula pada saat pesta perpisahan Dian di rumah mbak Eka, acara 17 Agustus KBMI Hamilton untuk tahun 2005 dimusyawarahkan antara ketua Ahmad Harahap dan wakil Yunus Van Wering dengan para anggota. Ini terjadi kira-kira bulan April lalu.

Ide utamanya adalah mengadakan suatu acara yang akomodatif untuk anak-anak dan keluarga mengingat situasi sekarang ini.

Komitmen untuk menindaklanjuti rencana ini terealisasi pada kesempatan rapat di rumah Ahmad pada tanggal 25 Juni lalu. Hasil rapatnya adalah seperti ini: minutes of meeting>>>

Kemudian, pada tanggal 2 Juli setelah badminton, bendahara telah menarik sebagian uang iuran sebesar $10 per keluarga. Mohon diingatkan bagi para anggota yang merasa belum ikutan 'saweran', masih ada kesempatan pada setiap badminton sampai sebelum acara berlangsung.

Iuran $10 ini akan dikembalikan dalam bentuk snack dan hadiah perlombaan.

Namun ada sedikit perubahan dari apa yang telah direncanakan semula dalam minutes of meeting, yaitu mengenai tanggal dan tempat kegiatan.

Dengan mantap telah diputuskan dan di-booking sebesar $30 (all day), bahwa acara 17-an KBMI Hamilton NZ dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakaan Republik Indonesia ke 60, akan dilaksanakan pada:

Hari, tanggal: Sabtu, 20 Agustus 2005

Bertempat di: Migrant Resource Centre, Claudelands

Waktu: 10.00 – 15.00

Acara:

  • for children: lomba karung, lomba sendok + marble, colouring competition
  • for adults: lomba karung, tarik tambang, passing the ball
  • there will be gifts for children participating games, e.g. chocolate, lollies, colouring pencils

Untuk itu, kami panitia hendak mengundang saudara-saudara sekalian untuk datang dan berpartisipasi dalam acara ini.

Besar harapan kami untuk kehadiran saudara-saudara sekalian.

Juga harapan kami bagi mereka yang siap sedia membantu persiapan acara ini dari saat ini sampai waktu pelaksanaan. Untuk hal ini, silakan hubungi Yunus: myunusvw@ihug.co.nz, atau ke: kbmihnz@gmail.com.

MERDEKA ! Dimanapun kita berada dan membesarkan keluarga kita.

Fakta Seputar Proklamasi

(Dikutip langsung dari sumbernya)

Dari Rengasdengklok ke Pegangsaan Timur

Yulian Firdaus

Hari ini proklamasi dirayakan. Berikut sekelumit cerita tentang proklamasi 59 tahun yang lalu. Didapat dari situs JawaPalace. Mudah-mudahan menyegarkan ingatan pelajaran sekolah kita!

Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dibawa ke sebuah desa di sebelah utara Karawang yang bernama Rengasdengklok. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30. WIB. Pada waktu itu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh tua yang menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, dibawa dan diamankan ke Rengasdengklok oleh golongan muda Chairul Saleh yang menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya. Tetapi usul tersebut ditolak Ir. Soekarno, karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI, badan persiapan kemerdekaan.

Naskah Proklamasi
Menghadapi desakan tersebut, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut. Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta Kunto hanya menemui Mr. Achmad Soebardjo, Kunto dan Mbah Sudiro ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta. Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks yang diketik oleh Sayuti Melik.

============================

Fakta seputar proklamasi

Yulian Firdaus

Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai revolusi dari kamar tidur? Coba simak ceritanya. Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda .

Pating greges, keluh Bung Karno setelah dibangunkan de Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi.

Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.

"Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!", ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…

Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nantikan selama lebih dari tiga ratus tahun!

Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!

Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar orang Indonesia asli. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. "Orang Indonesia asli" pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).

Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang dekat. Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa Presiden Soekarno. Pada 1956, peristiwa tersebut "hampir secara kebetulan" dirayakan di sebuah hotel Hollywood. Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris Marylin Monroe, untuk sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranya Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi Presiden AS). Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan "Mr President" atau "Your Excellency", tetapi dengan Prince Soekarno!

Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, Tahun Vivere Perilocoso (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously . Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!

Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan B. M. Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno mengeluarkan komentar pertama yang janggal didengar. Setelah menjalani pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru tidak membicarakan strategis perjuangan menentang penjajahan. Masalah yang dibicarakannya, hanya tentang sepotong jas! "Potongan jasmu bagus sekali!" komentar Bung Karno pertama kali tentang jas double breast yang dipakai oleh bekas iparnya, Anwar Tjikoroaminoto, yang menjemputnya bersama Bung Hatta dan segelintir tokoh nasionalis.

Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang. Byuuur…

Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama "Abdullah, co-pilot". Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa "Abdullah" itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya. "You are a liar!" ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru

Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya", WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.

Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960.

Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.

Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya "lebih dari dua" proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl. Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal: Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. "Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.

Perjuangan frontal melawan Belanda, ternyata tidak hanya menelan korban rakyat biasa, tetapi juga seorang menteri kabinet RI. Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta, merupakan satu-satunya menteri yang tewas ditembak Belanda. Sebuah ujung revolver, dimasukkan ke dalam mulutnya dan diledakkan secara keji oleh seorang tentara Belanda. Pelipis kirinya tembus kena peluru. Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949 pagi di sebuah tempat di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Saat itu, Soepeno dan ajudannya sedang mandi sebuah pancuran air terjun.

Belum ada negara di dunia yang memiliki ibu kota sampai tiga dalam kurun waktu relatif singkat. Antara 1945 dan 1948, Indonesia mempunyai 3 ibu kota, yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948) dan Bukittinggi (1948-1949).

Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!

Wayang ternyata memiliki simbol pembawa sial bagi rezim yang memerintah Indonesia. Betapa tidak, pada 1938-1939, Pemerintah Hindia Belanda melalui De Javasche Bank menerbitkan uang kertas seri wayang orang dan pada 1942, Hindia Belanda runtuh dikalahkan Jepang. Pada 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang menerbitkan uang kertas seri wayang Arjuna dan Gatotkoco dan 1945, Jepang terusir dari Indonesia oleh pihak Sekutu. Pada 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan uang kertas baru seri wayang dengan pecahan Rp1 dan Rp2,5 dan 1965 menjadi awal keruntuhan pemerintahannya menyusul peristiwa G30S/PKI.

Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan memanggil tukang sate! Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki). "Sate ayam lima puluh tusuk!", perintah Presiden Soekarno. Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari.

Kita sudah mengetahui, hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah mesra. Tetapi Belanda pernah memberikan kenangan yang tak akan pernah dilupakan oleh Bung Karno. Enam hari menjelang Natal 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di Minggu pagi, saat orang ingin pergi ke gereja, berupa bom yang menghancurkan atap dapurnya. Hari itu, 19 Desember 1948, ibu kota Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.

Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama, menjadi orang Indonesia yang memiliki prestasi "luar biasa" dan tidak akan pernah ada yang menandinginya. Waktu beliau wafat 1966 di Zurich, Swiss, statusnya sebagai tahanan politik. Tetapi waktu dimakamkan di Jakarta beberapa hari kemudian, statusnya berubah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

============================

Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi

M Sjafe'i Hassanbasari

"Di mana letaknya tempat yang disebut 'Gedung Proklamasi'?" Pertanyaan yang sederhana mengenai tempat kelahiran negara Indonesia, tetapi jawaban yang muncul banyak mengarah kepada "tidak tahu". Sesungguhnya, jawaban "tidak tahu" jauh lebih baik daripada percaya kepada informasi yang sekarang terdapat di lokasi ini. Sangat menyedihkan, apa yang dimasyarakatkan oleh Pemprov DKI Jakarta mengenai "Gedung Proklamasi" kenyataannya mengandung pembodohan dan manipulasi data sejarah. Mengapa demikian?

Kediaman Bung Karno inilah yang dulu disebut "Gedung Proklamasi", karena di tempat ini proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta hari Jumat legi (manis) tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi. Proklamasi kemerdekaan itu bertepatan dengan peringatan turunnya Al Quran (Nuzulul Quran, sehingga khotbah para khatib shalat Jumat pun menginformasikan peristiwa penting tentang kelahiran bangsa dan negara Indonesia).

Sayang seribu kali sayang, rumah historis ini musnah sudah sejak tahun 1960 (43 tahun lalu). Kecuali lahan, tidak sedikit pun bangunan tersisa. Tidak ada lagi peninggalan sejarah kemerdekaan yang dapat dijadikan kenangan bagi generasi penerus. Tidak ada informasi yang natural, normatif, orisinal, sesuai hakikat peristiwa yang terjadi di kediaman Bung Karno ini.

Ceritanya, tahun 1960 Bung Karno menyetujui usul Wakil Gubernur Daerah Chusus Jakarta (DCI) Henk Ngantung agar rumah tersebut direnovasi. Waktu itu Presiden Soekarno sudah bermukim di Istana Negara. Ternyata, renovasi tidak terealisasi.

Di lokasi ini Presiden Soekarno pada tanggal 1 Januari 1961 melakukan pencangkulan pertama tanah untuk pembangunan tugu, "Tugu Petir", yang kemudian disebut tugu proklamasi. Tugu ini berbentuk bulatan tinggi berkepala lambang petir, seperti lambang Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tulisan yang kemudian dicantumkan, "Disinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta".

Sekitar 50 meter di belakang tugu ini dibangun gedung yang menandai dimulainya pelaksanaan "Pembangunan Nasional Semesta Berencana". Hanya bangunan ini yang berdiri di lokasi tersebut. Satu dan satu-satuya gedung yang ada sampai sekarang.

Menjawab kebohongan

Melihat data di atas, sungguh aneh dan ajaib ada papan petunjuk di Jalan Proklamasi bahwa belok kiri menuju "Gedung Proklamasi". Tidak yakin dengan keterangan ini karena papan petunjuk ini dibuat oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta? Kerja pemerintah daerah ini pastilah melibatkan dinas atau instansi terkait, tidak asal-asalan.

Ada data autentik yang menjawab hal ini. Lihat halaman 170 buku 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964 (cetakan keenam 1985) berjudul "Peresmian Dimulainya Pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana". Tulisan yang tercantum, antara lain, "Presiden Soekarno meresmikan dimulainya Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap Pertama 1961-1969 dalam suatu upacara pencangkulan tanah di Jl Pegangsaan Timur 56 Jakarta".

Kata pengantar buku disampaikan Menteri/Sekretaris Negara Sudharmono SH selaku Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Peringatan RI XXX. Buku yang hak ciptanya dimiliki Sekretariat Negara dan dicetak pertama kali tahun 1977 itu memuat pula sambutan Presiden Soeharto. Jadi, buku bersampul reproduksi lukisan Dullah milik presiden waktu itu, Soeharto, adalah dokumen resmi yang diterbitkan Pemerintah Indonesia.

Data akurat tentang "Gedung Pola" ditulis sebagai berikut: Di halaman belakang Gedung Proklamasi yang kemudian dirobohkan dibangun Gedung Pameran Pola Pembangunan Nasional Semesta (Gedung Pola). Pada masa ini dimulai perencanaan dan pembangunan berbagai proyek yang tersebar di seluruh Indonesia, terutama di bidang industri dan prasarana. Di bidang industri, titik berat diletakkan kepada pembangunan industri berat dan industri kimia dasar. Antara lain mulai dibangun pabrik super- fospat di Cilacap (Jawa Tengah), pabrik peleburan baja di Cilegon (Jawa Barat), serta pabrik semen, pabrik gula, dan pabrik kertas di berbagai tempat di Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan.

Apakah informasi ini diperhatikan Pemprov DKI Jakarta? Kalau "ya", cerita di Jalan Proklamasi 56 tentulah tidak seperti sekarang. Amburadul, penuh kebohongan, dan pemalsuan sejarah yang merugikan generasi penerus bangsa dalam mengisi kemerdekaan.

Perhatikan halaman utara "Gedung Pola" (menghadap Kantor Telkom), ada baliho bertuliskan huruf-huruf besar: GEDUNG PERINTIS KEMERDEKAAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), baliho berarti publikasi yang besar-besaran agar menarik masyarakat. Di bagian belakang gedung juga ada tulisan serupa yang ditempel ke tembok menghadap lokasi proklamasi. Beberapa hurufnya rusak dan menggelantung, menandakan tidak terkontrol.

Istilah "Gedung Perintis Kemerdekaan" jelas salah, salah besar dalam arti sejarah, bahasa, dan pengertian politik. Dari segi sejarah, gedung ini dibangun hampir 16 tahun kemudian setelah kemerdekaan (17 Agustus 1945-1 Januari 1961) dan diberi nama "Gedung Pola". Dari segi bahasa, menurut KBBI, kata perintis berarti usaha pertama atau permulaan; pembuka jalan. Pameran Pola Pembangunan Nasional Semesta tahun 1963 adalah pameran pertama tentang pembangunan setelah Indonesia merdeka. Kalau mau jujur, "Gedung Pola" disebut "Gedung Perintis Pembangunan" tentulah pas.

Kalau mau bicara tentang gedung perintis kemerdekaan, yang paling pas adalah bekas rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No 1 (waktu itu Miyako Dori, Jakarta Pusat). Gedung ini sekarang mendapat predikat "Museum Perumusan Naskah Proklamasi" (Formulation of Proclamation Text Museum). Seharusnya ada pula penyebutan "Gedung Perintis Kemerdekaan".

Di tempat ini anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokoritu Zyunbi Tyoosakai) mengadakan sidang pada 28 Mei-1 Juni 1945 dan 10-17 Juli 1945 (Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)-Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), diterbitkan Sekretariat Negara, cetakan kelima edisi III, 1995, semasa Menteri/Sekretaris Negara Moerdiono). Badan ini diketuai Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat, dibantu Itibangase Yosio dan RP Soeroso (keduanya wakil ketua), beranggota 60 orang dan anggota tambahan enam orang.

Jadi, konsesi dan filosofi apa yang ingin dimasyarakatkan dengan tulisan "Gedung Perintis Kemerdekaan" atas "Gedung Pola"? Menyedihkan dan memprihatinkan. Pada zaman sekarang sangat susah menemukan saksi yang bisa menceritakan secara lengkap tentang hal-ihwal gedung ini. Akan tetapi, berapa juta warga dan mahasiswa yang terkecoh dan meyakini benarnya tulisan tersebut karena dibuat oleh pemerintah.

Padahal, kualitas informasi tersebut bobrok adanya. Informasi yang tidak ada nilai, hanya merusak pikiran sehat, dan pikiran jernih.

Tanaman pohon hias untuk pembatas halaman ternyata hanya menjadikan tempat ideal untuk pacaran dan orang tidur. Setidaknya itu yang Kompas lihat ketika beberapa kali berkunjung pada siang hari.

"Tugu Proklamasi"

Di dekat pintu keluar ada papan berwarna coklat bertuliskan "Monumen Proklamasi Kemerdekaan RI". Tulisan lain, "Jakarta Metropolitan City, Tourism Development Board" dan angka 59, mungkin nomor papan ini. Penyebutan nama monumen proklamasi kemerdekaan itu tidak jelas untuk bangunan mana karena "Tugu Petir" yang menjulang tinggi terletak sekitar 50 meter di belakangnya, terhalang halaman yang ditanami pohon kelapa dan tumbuhan lain. Adanya rumah berukuran sekitar 8 x 6 meter yang berjarak lima meter di belakang papan memberikan kesan "rumah itulah monumen proklamasi". Padahal, rumah tersebut untuk, katakanlah, kantor.

Di sisi lain dari pintu keluar ini ada papan petunjuk yang lebih besar bertuliskan Monumen Pahlawan Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno-Hatta, dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta. Sekitar 100 meter di belakangnya di sebelah selatan memang ada monumen Soekarno-Hatta membacakan naskah proklamasi, diresmikan Presiden Soeharto tanggal 17 Agustus 1980. Aneh juga, antara nama dan monumen letaknya berjauhan.

Di antara bangunan yang terdapat di lokasi ini, hanya "Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia" yang langsung terkait dengan nuansa revolusi karena diresmikan tanggal 17 Agustus 1946 di masa Sekutu berkuasa. Di atas tulisan yang dipahat di bahan marmer itu ada tulisan lain, "Atas Oesaha Wanita Djakarta". Di dinding sebaliknya ada kutipan naskah proklamasi dan peta Indonesia juga dari marmer. Bentuk tugu ini mirip lambang Polda Metropolitan Jakarta asalkan dibuang kepalanya yang bergambar api berkobar.

Kisah tugu ini diceritakan oleh sang pembuat, Dra Yos Masdani Tumbuan, dalam buku 19 Desember 1948 Perang Gerilya Perang Rakyat Semesta, hasil wawancara dengan Titiek WS. Buku yang diterbitkan Yayasan 19 Desember 1948 (cetakan pertama 1998) itu berisi perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda serta 52 tulisan saksi dan pelaku sejarah perang kemerdekaan Indonesia.

Diungkapkan, pada bulan Juni 1946, Yos Masdani sebagai seorang mahasiswi anggota Ikatan Wanita Djakarta diminta membuat tugu peringatan proklamasi. Permintaan itu disampaikan Ratulangi dan Mien Wiranatakusumah (kemudian hari dikenal sebagai Ny Mien Sudarpo Sastrosatomo). Tidak disediakan dana, kecuali disebutkan nama pelaksananya, yaitu Aboetardjab dari Biro Teknik Kores Siregar, mantan mahasiswa Tehnische Hoge School (sekarang Institut Teknologi Bandung/ITB). Dana harus dicari bersama kawan-kawan lain.

Pada menjelang peresmian, ada hambatan karena Wali Kota Jakarta Suwiryo melarang peresmian pada tanggal 17 Agustus 1946. Ada larangan dari Sekutu di Jakarta. Mr Maramis yang hadir dalam pertemuan ini pun khawatir, kalau dipaksakan, akan terjadi tragedi seperti di Amritsar (India).

Pucuk dicinta ulam tiba. Sutan Sjahrir tanggal 16 Agustus 1946 tiba di Jakarta dari Yogyakarta. Ia menganggap peresmian itu ide yang bagus dan ia bersedia meresmikannya. Pada waktu hari peresmian, memang patroli Sekutu dan Gurkha hilir-mudik, tetapi tidak terjadi keributan. Mungkin karena kehadiran Perdana Menteri Sutan Sjahrir.

Peristiwa mengejutkan terjadi tanggal 14 Agustus 1960. Surat kabar Keng Po memberitakan, Angkatan '45 menginginkan agar tugu peringatan yang mereka sebut "Tugu Linggarjati" harus dimusnahkan. Pendapat yang aneh karena Perjanjian Linggarjati terjadi pada 10 November 1946, tiga bulan setelah tugu peringatan diresmikan. Menurut Yos Masdani, waktu itu komunis punya kekuatan untuk mengubah wajah sejarah. Tanggal 15 Agustus 1960, tugu peringatan itu lenyap.

Bersama sejumlah tokoh wanita, antara lain Mr RA Maria Ulfah Santoso dan Lasmidjah Hardi, menemui Gubernur Sumarno di Balaikota. Dalam kesempatan ini, Gubernur menyerahkan tiga lempengan marmer yang tadinya melekat di tugu. Atas saran para wanita yang hadir, lempengan marmer itu disampaikan kepada Yos Masdani.

Tahun 1968 kepada Gubernur Ali Sadikin disampaikan usulan agar tugu proklamasi dibangun kembali. Usul ini ditanggapi positif, terbukti urusan pemugaran sampai ke Sekretariat Negara. Pemugaran tertunda karena Yos Masdani berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar. Ia menolak tawaran Cornell University yang akan membeli marmer-marmer itu dengan harga tinggi.

Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1972, Tugu Proklamasi diresmikan Menteri Penerangan Budiardjo di lokasi asal, dihadiri banyak tokoh masyarakat dan tokoh politik. Di antara yang hadir adalah mantan Wakil Presiden Drs Moh Hatta (mengundurkan diri 1 Desember 1956). Ini menunjukkan tingginya nilai perjuangan tugu peringatan yang dibangun oleh para wanita itu.

Kisah menarik ini seharusnya bisa dibaca di lokasi ini, menjadi acuan bagi oknum yang suka mengotori bangunan untuk sadar. Ada oknum organisasi mahasiswa yang menulis "2003 FKPPRI DKI" dengan cat kuning di marmer naskah proklamasi dan peta Indonesia. Ada pula tulisan grup pemuda berisi nama-nama anggotanya. Tulisan dari mereka yang tangannya gatal dan tidak peduli dengan nilai sejarah.

60 tahun Indonesia

Di lokasi proklamasi sekarang ini tidak tergambar sejarah kepahlawanan bangsa merebut kemerdekaan. Hati menangis, rasa sedih dan prihatin yang muncul. Lantai di pelataran depan Patung Bung Karno-Bung Hatta banyak yang dicungkil orang. Ada yang sudah diperbaiki dengan disemen, tetapi masih banyak yang terpotong-potong sisa tangan jahat.

Republik Indonesia tahun 2005 berusia 60 tahun. Selama ini peringatan hari kemerdekaan dilaksanakan di halaman depan Istana Merdeka, tempat bekas kantor dan kediaman Gubernur Jenderal Belanda. Padahal, jati diri Indonesia berada di lokasi proklamasi di Jalan Proklamasi 56. Merebut kemerdekaan dengan cara dramatik berlangsung di tempat ini, ketika bala tentara Jepang di Jawa masih berkuasa walaupun Tokyo sudah takluk kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.

Lokasi proklamasi kini disia-siakan. "Kembalikan jati diri Indonesia!" Itulah yang harus dipikirkan, direncanakan, dan dilaksanakan. Lokasi ini, kalau diratakan dan didesain ulang, hampir seluas halaman Istana Merdeka.

Jangan dilupakan pula, dibangun gedung perpustakaan untuk buku-buku kisah perjuangan bangsa dan informasi lain tentang kepahlawanan yang murni. Masih cukup waktu untuk berbuat ke arah itu. Martabat bangsa dengan segala dimensinya akan muncul dan lokasi ini menjadi obyek pariwisata yang menjanjikan secara global.

Alangkah membanggakan dan menggugah kepahlawanan dalam berjuang di alam merdeka bila peringatan HUT Ke-60 Indonesia dirayakan di tempat lahirnya jati diri Indonesia.

Di tempat kediamannya ini, Presiden Soekarno pernah menulis, "Sedjak 1 September 1945 kita meneriakan pekik 'Merdeka'. Dengoengkan teroes pekik itu, sebagai dengoengan Djiwa yang merdeka! Djiwa merdeka, jang berdjoang dan bekerdja! BERDJOANG dan BEKERDJA. Buktikan itu! (30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949).

Wallahu 'alam bis-sawab. *

28 July 2005

Ain't Nobody

In 1984, a young boy who in fact loved breakdance had watched Breakin', an MGM movie about breakdancers. This boy could not resist to always remember a particular R&B song featured in that movie until now. A song that won the 1983 Grammy Award for Best Rhythm and Blues Vocal Performance By a Duo or Group With Vocal.

"Ain't Nobody" by Rufus and Chaka Khan, which is actually the theme song for his personal blog. The midi file can be listened on the homepage. Or, you can listen to the song clip.

Captured effortlessly
That's the way it was
Happened so naturally
I did not know it was love
The next thing I felt was
You holding me close
What was I gonna do?
I let myself go

And now we're flyin' through the star
I hope this night will last forever

I've been waitin' for you
It's been so long
I knew just what I would do
When I heard your song
Filled my heart with your bliss
Gave me freedom
You knew I could not resist
I needed someone

And now we're flyin' through the stars
I hope this night will last forever
Oh oh oh oh

Chorus:
Ain't nobody
Loves me better
Makes me happy
Makes me feel this way
Ain't nobody
Loves me better than you

I wait for night time to come
And bring you to me
Can't believe I'm the one
I was so lonely
I feel like no one could feel
I must be dreamin'
I want this dream to be real
I need this feelin'

I make my wish upon a star
And hope this night will last forever

Chorus

And first you put your arms around me
Then you put your charms around me
I can't resist this sweet surrender
Oh my nights are warm and tender
We stare into each other's eyes
And what we see is no surprise
Got a feeling most with treasure
And a love so deep we cannot measure

Chorus
For Nina and Kezia, the boy's treasure and the love he cannot measure.

27 July 2005

ADA badminton

Salam Olahraga,

Akhir minggu ini ADA badminton.

Hari/tanggal: Sabtu, 30 Juli 2005
Waktu : 18.15 - 19.15
Tempat : School of Education's Gym (Gate 4 TG Building)

Sampai ketemu.

Note:
Biaya sewa lapangan $10 per keluarga utk 4 kali pertemuan.
Dibutuhkan donatur untuk pembelian atau penyediaan shuttlecocks. Credits dan acknowledgement untuk para donatur akan diberikan dalam bentuk good publication, kecuali jika diminta N.N.

>>> Funding Update and Receipt

23 July 2005

The Best Double and Personal Matter

P1010017 P1010015
Some people may think that Mark and Wijaya can be considered as the best double in KBMIH badminton club. Their long-hands cover each other creating a strong defence.

P1010014
This can get to be such a personal matter. Therefore, Yohanes may have pleased to say sorry to Yunus. Or, Yunus may have to wait until next week for settling of scores. Warren may have not been involved in this matter. It's just a game, mate, don't take it personally.

22 July 2005

Re: Playgroup - mohon dipertimbangkan...

Terima kasih banyak untuk idenya, Eunice. Saya (tanpa sepengetahuan Mas Yunus, nyuwun sewu mas) mencoba menjawab. Mudah-mudahan bisa diterima.
1. Kata orang-orang early childhood di kantor (kementrian pendidikan), kalau ada lima anak juga bisa jalan.
2. Saya kurang mengerti dalam hal ini, tapi dari pengalaman saya selama ini serta berbicara dengan kurang lebih 30 komuniti yang ada di Hamilton belum mendengar ada masalah seperti ini (sepertinya aku mesti banyak baca lagi ya dari penelitian- penelitian yang ada, terima kasih untuk infonya).
3. Dari buku Choice keluaran MOE (bgm kita mendirikan playgroup, dsb.) salah satu syaratnya memang para ortu (sibapa atau siembok nya) harus ikut, kalau tidak salah 50% dari anak-anak yang ikut playgroup. Tidak disebutkan apakah siibu atau sibapak. Menurut saya sih bapa juga harus ikut membantu melestarikan. Bapa-bapa ... jangan keenakan ya! Jangan hanya ingin momongan saja ya!
4. Para pembaca yang budiman, bagaimana komentar anda???
5. Para pemiarsa yang terhormat, sudahkah anda berbahasa Indonesia dengan baik dan benar???
Sekali lagi terima kasih banyak untuk idenya. Maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan. Kalau playgroupnya tidak jalan, jangan lupa untuk tetap melamar pekerjaannya ya, biar saya tidak sendirian di MOE.
Wassalam,
Afat

21 July 2005

Re: Playgroup - mohon dipertimbangkan...

Mas Yunus and Pak Afat,

Terima kasih atas info menarik tentang ide mendirikan playgroup demi menjaga kelestarian bahasa Ibu.

Ada beberapa hal yang ingin saya pertanyakan, jika Bapak-bapak berkenan menjadikan sebagai bahan pertimbangan. Saya sangat setuju kita menjaga kelestarian bahasa Ibu, tetapi beberapa hal ini saya ingin dipertimbangkan..

1. Untuk kalangan warga Indonesia di Hamilton yang jumlahnya hanya beberapa orang saja, apalagi yang punya anak balita, apakah ide tersebut dapat dilaksanakan? Siapa yang akan mengelola?

2. Sekarang ini menurut penelitian akademis, banyak anak (secara umum) yang sebaiknya hanya belajar satu bahasa saja karena mungkin ada yang akhirnya mengalami kesulitan atau lambat bicara, menjadi autis, dll (yang memang penyebabnya belum diketahui), tetapi bagi anak-anak yang maaf kata masuk dalam golongan ini belajar satu bahasa saja susah. Lalu bahasa mana yang akan digunakan? Dengan mengajarkan bahsa Indonesia (atau bahasa apapun) usia dini padahal anak tersebut masuk ke playgroup berbahasa Inggris, berarti anak tersebut harus belajar 2 bahasa?

3. Penggunaan bahasa Ibu menurut saya hanya dapat dilestarikan oleh para Ibu. Bahasa apapun yang menjadi bahasa komunikasi anak-anak dari lahir sampai balita ditentukan 100% oleh ibu. Ini menurut pengalaman, pengamatan saya dan menurut kajian saya berdasarkan beberapa buku (sumber utama dari world book encyclopaedia - parents prospectus). apakah dalam hal ini tidak disarankan agar para ibu (orang tua kandung - atau orang tua angkat..he.he..) yang mengajarkan bahasa tersebut?

4. Mungkin ada beberapa di antara rekan-rekan yang justru dengan sengaja (maaf) tidak mau mengajarkan bahasa Indonesia kepada anak-anaknya karena merasa bahwa dengan tinggal di negara berbahasa Inggris bahasa Indonesia tidak perlu. Nah dalam hal ini seandainyapun ada playgrou atau kursus bahasa Indonesiapun, orang tua tersebut tidak akan berkenan memasukkan anak nya ke playgroup/sekolah berbahasa Indonesia.

5. Pengajaran bahasa (Indonesia atau lainnya) harus diajarkan secara professional (tentu saja dengan menggunakan metode pengajaran menurut tingkat umur, mulai dengan metode main-main sampai yang serius agar nantinya anak-anak kita juga belajar bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa nasional baku).

Sorry, ini sekedar bahan pertimbangan dari sudut pandang saya. Secara prinsip saya sangat setuju melestarikan bahsa ibu, dan bagi saya ibu lah yang memegang peranan mengajarkan bahsa ibu kepada anak-anaknya.

Salam,
Eunice

19 July 2005

Kementerian Pendidikan Butuh Koordinator Playgroup

Info penting dari Pak afat.

Bagi yang berminat silahkan langsung menghubungi beliau.

Salam
Yunus

-------------------------------------------------------

Bulan ini pemerintah (kementrian pendidikan) mengeluarkan kebijakan baru yaitu meminta para keluarga (migrant) untuk terlibat dalam pendidikan balita. Artinya mereka yang punya anak di bawah lima tahun bisa berkumpul bersama mendirikan playgroup. Untuk tempat dibayarkan termasuk perlengkapan-perlengkapannya dan yang lebih penting para migrant bisa
menggunakan bahasa ibu mereka dalam mendidik putra-putri mereka. Bahasa kerennya "ngamumule" bahasa dan tentunya kebudayaan juga. Sedih rasanya melihat anak-anak kita mulai melupakan bahasa dari mana mereka berasal.

Untuk proyek ini, dibutuhkan proyek manager serta petugas lapangan untuk bekerja dengan keluarga-keluarga. Lowongan untuk ini akan diiklankan bulan depan. (I strongly urge you to apply).

Untuk lebih jelasnya silakan hubungi saya, email
mailto:fatlianto.xiao@minedu.govt.nzatau 858 2091.

Salam,

Afat

nb. untuk yang masih ragu-ragu punya momongan ... cepetan deh! (lieur mereun si bapa teh!)

18 July 2005

Arie Harris - July Newsletter 2005

Good day to you!

How are you Jeffry? Once again this month has been another outstanding month for both clients and myself alike. Some people had even predicted the New Zealand property market to be slowing down - not me - the volume of local activity I have been experiencing certainly is not consistent to their opinion. If anything, last month was my busiest ever.

Anytime is an excellent time for you to consider me for all of your real estate assistance because I am here to help you ANYTIME. Right now, in this issue I have some information on how to make some very tasty fried rice indeed, do enjoy it - and remember to invite me if you succeed in making it - how about that?

 

 VALUES GROW 12.5%

Statistics released by quotable value indicate that the value of residential properties increased by 12.5% to the year ended April.

Property values in the main centres continue to grow, but increases vary significantly. Dunedin City property values increased by 22.5%, Hamilton City 18.7% while growth in Wellington was only 8.1% and Auckland City 2.7%.

 

HOUSE PRICES RECOVER

The Real Estate Institute (REINZ) recently trumpeted a recovery in the national median house price during May as one in the eye for those predicting the market will cool.

 REINZ's monthly survey showed the national median house price increased to $275,000 in May from $272,000 in April. "Predictions of a reverse in the property market continue to fall on the deaf ears of the house-buying public," REINZ national president Howard Morley said, adding May was not a month normally noted for increased activity and prices.

REINZ's median price for April was down 3% on its record of $280,000 set in March, and sales and fallen "significantly", the institute said at the time. But recently, Morley said the May data "suggests that the long term trendline for the market is going to remain intact".

"What this tells us is that, despite mouth-to-mouth fluctuations, over the last five years the market has been quiet responsive to factors such as the state of the economy, consumer confidence and has shown a resistance to rising interest rates. In fact the rise in the market looks increasingly relentless," Sales for the month at 9280 from 8876 in April were "a remarkably solid effort for this time of the year when we enter the typically quiet winter months, "Morley said.

Days to sell in May increased slightly to 29 from 28 in the same month last year but most agents reported continued good demand  from buyers, Morley said. Nine out of the 11 regions surveyed experienced price increases. Some, like Hawkes Bay – up $19,500 to $249,500 and Taranaki – up $51,113 to $213,750, were "quiet spectacular" Morley said.

However, some of the apparent big jumps were more a reflection of the traditionally softer April market where sales in more regions were well down, skewing some median sales figures. Around the country Northland's median price rose $21,500 to $251,500, Auckland rose $1000 to $370,000, Waikato/Bay of Plenty/Gisborne was up $1000 to $245,000, Manuatu/Wanganui was up $5000 to $160,000. Wellington's median price rose $10,000 to $285,000, Canterbury/Westland was up $5500 to $247,500 and Southland rose $5500 to $150,000. Recording falls were Nelson/Marlborough down $4000 to $265,000 and Otago down $14,350 to 201,750.

 

MORTGAGE RATES PEAKING

Home mortgage rates are probably as high as they are going to get, because the economy's latest growth statistics have disappointed pundits. The economy expanded by 0.6% in the March quarter, less than 1% the Reserve Bank of New Zealand was expecting and 0.8% predicted by banking economists.

This meant the Reserve bank was less likely to hike interest rates again and that the long-foreshadowed slowdown in the economy was closer to reality. The economy had expanded for 19 consecutive quarters.

"Today's GDP release has, in our view, lowered the probability of another rate hike," Deutsche Bank chief economist Ulf Schoefisch said. This was a widely held widely. The central bank's cash rate influences all interest rates, including those in the home mortgage market. Though the economy was still expanding. Westpac described the growth in the March quarter as modest.

The economy's annual growth rate has slipped from a peak of 5.8% in June 2004 to 2.5% in the March 2005 year on one measure. "This business cycle is now clearly past its best by date with annual average growth slipping from 4.8% in December 2004 to 4.2% currently," Westpac said.

Economists were not predicting that interest rates would fall-rather that a fairly close call on whether to raise rates again had turned to a hold. The central bank was still regarded as hawkish, taking a though stance on inflation. These still existed because of capacity constraints in the economy and rises in wage rates. However, business opinion surveys have been gloomy, dwelling consent numbers have peaked and population growth has slowed.

The economist noted that the Reserved bank had been consistently over-ambitious on growth estimates.

 

EXTRA

Recipe - Nasi Goreng Istimewa (special fried rice)

Fried rice is actually a breakfast dish in Indonesia. It is often made from the boiled rice which may have been left over from the previous night's meal.

Isinya (ingredients):

4 cups cooled cooked rice
1 clove crushed garlic
1/2 tsp shrimp paste
1 tbsp soya sauce
1 medium onion
1 tsp chilli
2 tbsp oil
salt

Slice the onion lengthwise, heat the oil and fry the onion, garlic, chilli and shrimp paste until the onion is soft. Add the rice and salt to taste. Mix thoroughly while constantly turning until every grain is coated. Then add the soya sauce and mix again until the colour is even throughout.

The rice should have taken on a nice orange-red tinge from the chilli powder. Cooked meat or prawns can be added with the soya sauce. Onion crisps (Goreng Bawang) is used as a garnish.

To make it 'istimewa' or special, a lightly fired egg, some cucumber slices and kerupuk (prawn crakers) are served on top of the rice.

Selamat Makan!  - I hope you enjoy it Jeffry!


Regards,

Arie Harris

13 July 2005

Secondary Teacher Refresher Course

Silahkan bagi yang ingin kembali ke dunia pendidikan

-----Original Message-----
From: Philip Yeung
Sent: 05 July 2005 13:08
Subject: Secondary Teacher Refresher Course

Hi everyone,

please pass it onto your community. There might be someone who is
interested in this.

Thanks and regards

Philip

-----Original Message-----
From: pippa
Sent: Monday, 4 July 2005 1:48 PM
To: Philip Yeung
Subject: Secondary Teacher Refresher Course

Dear Philip,

REFRESHER COURSE FOR RETURNING SECONDARY SCHOOL TEACHERS

Once again the School of Education wishes to run a refresher course for
teachers wanting to get back into secondary teaching. This course has now
run for four years with tremendous success. This year I have been given the
task to co-ordinate a similar course. We are seeking people who might like
to attend this refresher course.

Kiwi & Chinese Back-to-Back Photo Competition 2005

Forward

Silahkan bagi yang berkeinginan untuk berpartisipasi.

-----Original Message-----
From: Philip Yeung
Sent: 08 July 2005 09:01
Subject: FW: Kiwi & Chinese Back-to-Back Photo Competition 2005

Hi Philip,

Please forward the following competition information to the communities.

Everyone is welcome to participate.

Thanks

Jason Wang

Huaren Association Waikato Incorporated.

Dear friend,

You are welcome to Kiwi & Chinese Back-to-Back Photo Competition 2005
Open to Kiwi and Chinese. Great fun. Great Prize. Time: 18th -22rd July.

Entry Detail: <http://www.33cun.com/english.htm> in English

<http://www.33cun.com/english.htm> http://www.33cun.com/english.htm

<http://www.33cun.com/chinese.htm> in Chinese

<http://www.33cun.com/chinese.htm> http://www.33cun.com/chinese.htm
<http://www.33cun.com/chinese.htm>

Organiser:
waikatochinesetimes@yahoo.com.cn Tel: 07-958 7733

Lunch with Hon Chris Carter Minister of Ethnic Affairs

Hello rekan - rekan

Berikut saya forward pula undangan makan siang dengan MP & NZ minister Sabtu
ini.

Bila ada yang ingin hadir silahkan menghubungi contact number dibawah ini.

Salam

Yunus

-----Original Message-----
From: Philip Yeung
Sent: 07 July 2005 16:13
Subject: Thanks Philip - please distribute to your network

-----Original Message-----
From: Kevin Pryor
Sent: Thursday, 7 July 2005 3:56 PM
To: Philip Yeung
Subject: Thanks Philip - please distribute to your network

Dianne Yates MP for Hamilton East invites you to:

Lunch with Hon Chris Carter Minister of Ethnic Affairs

Saturday 16 July,

1.00pm

Chinese Master House Restaurant 303 Victoria Street,

Cost: $30 (includes a two course meal)

RSVP 855 0855 by 14 July

This will be a great opportunity to network with the Minister and others
working with ethnic communities ..

Kevin Pryor

Electorate Agent

Dianne Yates

MP for Hamilton East

PO Box 4402 ph: (07) 855 0855 Fax (07) 855 0866

Migrant Work Placement programme

Hello rekan - rekan

Ini ada open day bagi yang sudah memiliki minimum work permit, untuk melihat
kemungkinan - kemungkinan yang terbuka.

Semoga sukses

Yunus

-----Original Message-----
From: Philip Yeung
Subject: FW: Migrant Work Placement programme

The Hamilton Fraser High School holds a migrant work placement programme
four times a year at the migrant resource centre. It has proven very
successful with a majority getting paid work after the programme. It also
includes a work placement part it assist individuals to transfer to the New
Zealand work environment. I include further info on our next programme
starting 25 July 2005 - we are holding OPEN DAYS on 19 and 21 July 2005 NO
FEES (Subject to conditions). A minimum of a work permit and intermediate
English is all that is required. Can you please advise your members of
this.

I look forward to hear from you, in particular your ideas for better
employment opportunities for migrants and refugees in the city. I also very
much welcome your interest into our programme from one of your members.

Kind Regards

Lucia Reijgersberg

Work Placement Officer

Hamilton's Fraser High School
Migrant Work Placement Programme
c/o Waikato Migrant Resource Centre
Boundary Rd, Claudelands Park
P.O. Box 4340
Hamilton
Ph: 07- 853 21 85
Fax: 854 89 78
<mailto:l.reijgersberg@xtra.co.nz> l.reijgersberg@xtra.co.nz

09 July 2005

Spot the Difference for the NZ Election


A leaflet from the NZ Council of Trade Unions clearly shows that the Union is completely standing at the one side of the NZ political arena, which is the Labour Party of NZ, and its coalition parties, like the Progressive Party and the Greens Party. The Union is likely to strongly oppose the National Party.

Is it possible if the situation changes in the future?

06 July 2005

Re: Trust

Elaine Mc Donnell <elainemcd@xtra.co.nz> wrote:
From: "Elaine Mc Donnell"
To: "xiao fatlianto"
Subject: Re: Trust
Date: Tue, 5 Jul 2005 21:27:42 +1200

Hello Afat
Thank you for your message
I look forward to meeting with you and the Indonesian group next week
Regards
Elaine
----- Original Message -----
Sent: Saturday, July 02, 2005 8:17 PM
Subject: Trust

Selamat malam Elaine,
I just want to confirm with you about meeting with John Denize re trust at your home on Wednesday, 13th July at 7 pm. Several people will attend including me.
Terima kasih.
Salam,
Afat

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


Yahoo! Mail
Stay connected, organized, and protected. Take the tour

04 July 2005

Minutes of Meeting 02/07/06

From: Eka Finschi Date: Jul 3, 2005 9:53 PM

See the recap of the meeting yeaterday:

- Independence day event to be held on Sunday, 21-Aug-05
- Donation for the Independence Day event is $10 per family (include
meals, so no need to bring potluck).
- Payment to be made to can be transfered through:
- Indonesian Society of Hamilton, acc # 01-0321-0104572-00
- collection during Badminton event every Saturday, 6.15pm
- contact Eka (0212594087) to make arrangement if you can't do
option 1 or 2
- due date: 1 day before the event
- Other source of funding will be from KBMI existing fund.
- Venue is tentatively at Hamilton Garden (Ahmad to confirm by next
Saturday 9/07/05 the latest).

Regards,

Eka

03 July 2005

Four Indonesians Detained in New Zealand for Passport Forgery

Ada berita telat di-update, mudah-mudahan banyak yang belum baca.

Jakarta (ANTARA News) - Authorities in Hastings, New Zealand, last June 14 arrested four Indonesians suspected as being members of a passport forging syndicate, a Foreign Ministry spokesman said.

"The four - one man and three women, identified as ST (47), IR (31), YR (28) and SS (30), are now being detained at the immigration detention centre in Auckland," the ministry`s spokesman, Yuri Oktavian Thamrin, said on Friday.

The four would be arraigned in court on June 29.

The Indonesian Embassy in Wellington was now trying to gain access to the four to confirm their identities while it was believed they hail from East Java.

The four entered New Zealand with other people`s passports onto which they had pasted their own photographs.

Under relevant New Zealand laws, each of the four Indonesians could be sentenced to a maximum of 10 years imprisonment and a fine of Rp1.7 billion.

(link sumber dr Antara>>>)

02 July 2005

Trust

Selamat malam Elaine,
I just want to confirm with you about meeting with John Denize re trust at your home (25 Howell Avenue, Hillcrest) on Wednesday, 13th July at 7 pm. Several people will attend including me.
Terima kasih.
Salam,
Afat

01 July 2005

Pengguna Internet Indonesia

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia memperkirakan 16 juta pemakai internet di Indonesia. Ini adalah suatu perkembangan yang tidak disangka-sangka bagi kita yang berdomisili di luar Indonesia karena angka ini mendekati 10% dari populasi Indonesia.

Satu harapan, agar mereka mampir dan main di weblog KBMIH. Salam hangat dari New Zealand.

(link)
Perkiraan resmi dari APJII terhadap jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini dan perkiraan sampai akhir tahun 2005 adalah sesuai dengan tabel berikut ini:

Tahun
Pelanggan
Pemakai
1998
134.000
512.000
1999
256.000
1.000.000
2000
400.000
1.900.000
2001
581.000
4.200.000
2002
667.002
4.500.000
2003
865.706
8.080.534
2004 1.087.428 11.226.143
2005*
1.500.000
16.000.000

Tabel : Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumalatif)
* perkiraan s/d akhir 2005

Hasil Poll

Ini hasil poll lalu, tunggu poll berikutnya di sidebar.

"Seandainya harus memilih, anda pilih yang mana?"

Answers Votes Percent
1. Nasi dan Daging Rendang 5.29%
2. Kentang dan Daging Steak 6.35%
3. Kuaci 6.35%

Total Votes: 17

Aneh juga ya, makan kuaci itu kan butuh kesabaran untuk kenyang. Berarti, KBMIH members sabar-sabar orangnya.