05 July 2006

Filosofi Tumpeng

Tumpeng amat erat hubungannya dengan kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Hampir dalam setiap upacara, baik yang sifatnya kebahagiaan maupun kesedihan, tumpeng selalu hadir. Kehadiran nasi yang ditumpuk berbentuk kerucut ini umumnya diikuti aneka hidangan yang sarat akan perlambang, makna, dan harapan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, lauk-pauk tersebut mulai dimodifikasi. Beberapa hidangan mulai diganti atau dihilangkan. Toh, beberapa syaratnya masih dipenuhi, terutama yang ada perlambangnya. Nah, mari kita lihat hal-ihwal tumpeng lebih dalam lagi.

Tumpeng adalah tumpukan nasi yang berbentuk kerucut, menjulang ke atas. Bentuk ini menyimpan harapan agar kehidupan kita pun semakin "naik" dan "tinggi". Karena itulah bentuk kerucut tetap harus dipertahankan dan tidak diubah dalam bentuk lain sekalipun mungkin menjadi indah dipandang dalam bentuk baru.

Awalnya tumpeng selalu hadir dalam warna putih. Tetapi untuk keindahan, orang mulai memberi warna kuning pada tumpeng. Seiring dengan itu, tumpeng kuning pun mendapat tempat dalam upacara-upacara khusus. Padahal dulunya kalaupun nasi kuning harus hadir dalam sebuah upacara, tidak pernah dibuat tumpeng.

Nasi berbentuk kerucut ini kemudian ditata dalam wadah beralas daun yang dihias cantik. Di sekeliling nasi ditaruh aneka lauk yang jenisnya sebetulnya sudah tertentu. Tetapi sekarang tidak semua lauk-pauk lengkap hadir. Kalaupun lengkap, hanya bahan utamanya saja yang ada, masakannya sudah disesuaikan dengan selera si penyelenggara upacara. Misalnya, ikan lele sudah diganti jenis ikan lain, seperti bandeng isi. Meskipun begitu, ada baiknya setiap kali menyediakan tumpeng, Anda tidak menghilangkan bahan-bahan bermakna. Bukankah tumpeng hadir bukan sekadar suguhan masakan, tetapi seremonial sifatnya.

Berikut adalah masakan/bahan masakan yang sebaiknya ada dalam tumpeng karena begitu bermakna.

1. AYAM

Ayam biasanya merupakan korban yang mewakili hewan darat. Biasanya dalam tumpeng kuning, ayam dibuat ayam goreng kuning. Sementara dalam tumpeng putih, dibuat ayam ingkung (ayam utuh yang dibakar). Kini ayam bisa dibuat lebih bervariasi. Misalnya, ayam gorengnya bisa diganti ayam isi, rolade ayam, atau rendang ayam. Bisa juga hanya hati ayamnya yang diambil lantas dibuat sambal goreng hati. Kadang hewan darat tidak diambil dari ayam, tetapi sapi. Misalnya dibuat sambal goreng kreni.


2. IKAN

Ikan sudah bisa dipastikan mewakili hewan air. Sebetulnya yang harus menyertai tumpeng adalah ikan lele. Karena hewan ini melambangkan kerendahan hati sesuai dengan kebiasaan hidup ikan lele yang selalu berenang di dasar sungai. Kebiasaan hidup lele juga diharapkan akan diterapkan dalam kehidupan karier kita, yakni agar tidak sungkan meniti karier dari bawah. Ikan lele sering kali diganti orang dengan jenis ikan lainnya. Misalnya, bandeng. Melalui hidangan ini orang berharap rezekinya selalu bertambah seperti duri ikan bandeng yang jumlahnya tak terbatas itu.

3. IKAN TERI/PETEK

Kadang hewan air hanya diwakili oleh ikan teri dalam bentuk rempeyek atau ikan petek yang digoreng dalam balutan tepung. Keduanya melambangkan kerukunan. Ingatlah jenis ikan ini yang hidupnya selalu bergerombol.



4. TELUR

Telur biasanya dibuat dadar atau pindang. Sebetulnya telur dalam tumpeng harus hadir utuh bersama kulitnya karena kulit telur, putih telur, dan kuning telur melambangkan tindakan yang harus kita lakukan dalam kehidupan yakni menyusun rencana dengan baik, bekerja sesuai rencana, dan mengevaluasi hasilnya demi kesempurnaan. Namun demi kepraktisan, kalaupun telur hadir utuh (bukan didadar), selalu sudah terkupas dan dipotong dua.


5. URAP

Urap sayuran mewakili tumbuhan darat. Jenis sayurnya tidak dipilih begitu saja karena tiap sayur juga mengandung perlambang tertentu. Sayuran yang harus ada adalah:

  • Kangkung
    Sayur ini bisa tumbuh di air dan di darat. Begitu juga yang diharapkan pada manusia yang harus sanggup hidup di mana saja dan dalam kondisi apa pun.

  • Bayam
    Sayur ini melambangkan kehidupan yang ayem tenterem (aman dan damai).

  • Taoge
    Di dalam sayur kecil ini terkandung makna kreativitas tinggi. Hanya seseorang yang kreativitasnya tinggi, bisa berhasil dalam hidupnya.

  • Kacang Panjang
    Kacang panjang harus hadir utuh, tanpa dipotong. Maksudnya agar manusia pun selalu berpikir panjang sebelum bertindak, selain sebagai perlambang umur panjang. Kacang panjang utuh umumnya tidak dibuat hidangan, tetapi hadir sebagai hiasan yang mengeliling tumpeng atau ditempelkan pada badan kerucut.

  • Kluwih/timbul
    Biasanya dibuat semacam lodeh. Harapannya agar rezeki kita selalu berlebih. Juga kepandaian, dan perilaku kita. Lambang lainnya adalah kita bisa timbul di mana-mana, lebih tinggi dari orang lainnya. Kluwih sudah mulai ditinggalkan orang. Konon karena maknanya sudah termaktub dalam sayuran dan hidangan lain.

6. Lauk Lain

Karena tumpeng yang bermakna tadi biasanya juga untuk disuguhkan, maka lauk-lauk di atas masih dilengkapi dengan hidangan lain. Misalnya, perkedel, tahu dan tempe bacem, dan keringan (seperti kering tempe, kering kentang, atau kering dendeng). Urapan pun dibuat lebih komplet. Tentu saja penambahan ini sah-sah saja. Yang penting perlambang di atas sudah dipenuhi.

JENIS TUMPENG

Ada beberapa jenis tumpeng yang selama ini digunakan dalam upacara khusus. Satu jenis tumpeng bisa digunakan dalam berbagai upacara. Jenis-jenis tumpeng tersebut antara lain:

  • Tumpeng Nasi Kuning
    Isinya tak beda jauh dengan ketentuan tumpeng pada umumnya, tetapi biasanya ditambahkan perkedel, kering-keringan, abon, irisan ketimun, dan dadar rawis. Tumpeng ini biasa digunakan untuk kelahiran, ualng tahun, khitanan, pertunangan, perkawinan, syukuran dan upacara tolak bala.

  • Tumpeng Putih
    Tumpeng putih juga tidak berbeda jauh dengan tumpeng kuning sebab sebetulnya tumpeng kuning merupakan modifikasi dari tumpeng putih. Cuma saja, biasanya tumpeng putih tidak memakai ayam goreng, tetapi ayam ingkung yang kadang disertai bumbu areh. Tumpeng putih juga memakai tahu dan tempe bacem, dan gereh petek.

  • Tumpeng Nasi Uduk
    Ini adalah tumpeng nasi gurih yang disertai ayam ingkung bumbu areh, lalapan, rambak goreng, dan gorengan kedele hitam. Biasanya digunakan untuk peringatan Maulud Nabi. Disebut juga

Tumpeng Tasyakuran.

  • Tumpeng Pungkur
    Tumpeng ini hadir dalam upacara kematian, saat jenasah akan diberangkatkan. Isinya hanya nasi putih yang dihias sayuran di sekeliling tubuh tumpeng. Tumpeng kemudian dipotong vertikal dan diletakkan saling membelakangi.





  • Tumpeng Robyong
    Tumpeng ini biasanya diletakkan dalam bakul lalu dirobyong dengan aneka sayuran. Bagian puncak diberi telur ayam, bawang merah, terasi, dan cabai. Di dalam bakul, selain nasi terdapat juga urap, gereh petek, dan telur ayam rebus.

BAGI REZEKI

Saat upacara atau peringatan tertentu, tumpeng biasanya kemudian dipotong bagian atasnya oleh penyelenggara acara, orang yang berulang tahun, atau orang yang dihormati. Potongan itu biasanya diberikan kepada orang yang dianggap penting, dituakan, atau dihormati saat itu. Setelah dipotong, tumpeng boleh disantap oleh mereka yang hadir sebagai perlambang membagi rezeki.sdp

sumber: Gramedia-Majalah.com Sedap-sekejap.com

2 comments:

agli said...

keren mas,situsnya bagus..empat jempol deh buat yg bikin artikel ini

Anonymous said...

terimakasih atas informasinya..sangat berharga untuk menjaga kelestarian budaya...bravo